Sunday, July 15, 2012

Soal Bahasa Indonesia Mudah

0 comments
Rendahnya angka kelulusan mata pelajaran Bahasa Indonesia pada ujian nasional 2011 jenjang SMA/MA dinilai akibat soal terlalu sulit. Naskah soal tergolong sulit karena lebih mengutamakan soal yang bersifat penalaran. Hal ini dinilai oleh Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional Yeyen Maryani terkait rendahnya nilai ujian nasional Bahasa Indonesia. Berdasarkan data Kemdiknas, Bahasa Indonesia menempati urutan kedua dengan angka tidak lulus terbanyak setelah Matematika. Tahun 2011 sekitar 1.786 siswa (38,43 persen) SMA/MA tidak lulus ujian nasional Bahasa Indonesia.

Pada pelaksanaan UN 2012 untuk tingkat SMP/MTs, seorang siswa UN dari Denpasar Bali Ni Putu Tamara Bidera Suweta, seolah mematahkan pernyataan bahwa sulit untuk mendapat nilai sempurna untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Buktinya, peraih nilai UN tertinggi tingkat SMP se-Indonesia ini bisa mendapat nilai 10 untuk mata pelajaran tersebut.

Tak hanya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia saja, Tamara juga mendapatkan nilai sempurna 10 untuk 3 mata pelajaran lainnya yaitu Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Inggris. Sehingga total Tamara memperoleh nilai sempurna 40 untuk 4 mata pelajaran yang diujikan.

"Untuk mata pelajaran sosial, sulit sekali untuk mendapat nilai sempurna. Jangankan siswa yang mengerjakan, guru saja kadang susah menentukan mana jawabannya karena jawabannya beda-beda tipis," ujar Direktur Operasi Ganesha Operation dalam acara Menyingkap rahasia sukses peraih nilai UN 2012 tertinggi se-Indonesia di Ganesha Operation Jalan Purnawarman, Sabtu (16/6/2012).

Namun dengan latihan dan metode khusus, mata pelajaran sosial seperti Bahasa Indonesia pun ternyata bisa mendapatkan nilai sempurna layaknya mata pelajaran ilmu pasti seperti matematika atau fisika.

"Patah sudah pernyataan tak mungkin Bahasa Indonesia benar semua. Ternyata ada siswa yang bisa dapat nilai 10," katanya.

Sementara itu, Tamara mengaku saat mengerjakan soal Bahasa Indonesia dia tak menemui kesulitan berarti karena telah terbiasa melatih diri dengan mengerjakan soal soal latihan.

"Saat UN, saya tidak merasa kesulitan karena model soal yang muncul sudah sering muncul saat try out," tutur putri dari Ni Wayan Rapiani ini.
Thursday, July 12, 2012

Bahasa Indonesia UN Sulitkah?

0 comments
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi salah satu penyebab kegagalan siswa pada ujian nasional tahun ini. Tingginya angka ketidaklulusan pada mata pelajaran dinilai menjadi tanggung jawab Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Hal itu dikatakan Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Muhajir kepada Kompas.com, di Jakarta, Jumat (25/5/2012).

Menurut beliau, dalam pelaksanaan UN semua telah diberikan kapasitas dan kewenangan tersendiri termasuk BSNP yang membuat dan menjamin ketersediaan soal pada UN.

"Menurut saya, seharusnya BSNP yang bertanggungjawab dengan ini semua," kata Muhajir.

Dia menjelaskan, BSNP bertanggung jawab pada penyediaan soal-soal UN. Mulai dari arah soal yang akan digunakan, uji coba soal, sampai akhirnya mumustuskan soal mana saja yang layak diujikan dalam UN. "Maka itu perlu ada kajian mengapa banyak siswa yang nilai Bahasa Indonesianya rendah," ujarnya.

Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mayoritas kegagalan siswa SMA pada ujian nasional tahun ini ada pada Bahasa Indonesia dan Matematika. Mereka pelajar di sekolah-sekolah di wilayah perkotaan, seperti ibu kota provinsi atau ibu kota kabupaten/kota.

”Kenapa Bahasa Indonesia dan Matematika, harus kami analisis lagi,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hamid Muhammad di Jakarta, Kamis (24/5).

Dari total 1.524.704 siswa peserta ujian nasional (UN) jenjang SMA/SMA luar biasa dan madrasah aliyah tahun 2011/2012, sebanyak 7.579 siswa dinyatakan tidak lulus. Untuk SMK, 2.925 siswa tidak lulus dari 1.039.403 siswa peserta UN.

Siswa SMA/MA/SMALB yang lulus 1.517.125 orang (99,50 persen) dengan nilai rata-rata tertinggi 9,33. Tahun lalu, siswa yang lulus 99,22 persen. Adapun untuk SMK, siswa yang lulus mencapai 1.036.478 siswa.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh memaparkan hasil ujian akhir UN itu kemarin. ”Ada kenaikan dari segi kelulusan. Namun, jumlah siswa yang lulus dan tidak masih bisa berubah karena keputusan akhir di tangan sekolah,” ujarnya.

Pengumuman kelulusan siswa dilakukan serentak semua sekolah hari Sabtu, 26 Mei 2012.

Saat ini, sekolah telah menerima hasil akhir UN dari pemerintah. Kelulusan siswa ditetapkan berdasarkan perolehan nilai akhir, gabungan antara nilai UN dengan persentase 60 persen dan nilai ujian sekolah (40 persen). Siswa dinyatakan lulus UN jika rata-rata nilai akhir paling rendah 5,5 dan nilai tiap mata pelajaran paling rendah 4,0.

Artinya, siswa tidak lulus jika nilai akhir rata-ratanya di bawah 5,5 atau ada salah satu atau lebih dari satu mata pelajaran yang nilainya di bawah 4,0. ”Yang banyak itu yang pertama, nilai rata-rata tak sampai 5,5. Sebanyak 5.301 siswa,” kata Nuh.

Mayoritas NTT

Dari persentase siswa yang tak lulus, Nusa Tenggara Timur kembali menjadi daerah dengan jumlah siswa tak lulus terbanyak, yakni 1.994 orang. Menyusul Gorontalo, Papua, Papua Barat, dan Kalimantan Tengah.

Tahun ini, ada empat sekolah yang seluruh siswanya (total 41 orang) tak lulus. Sekolah-sekolah itu ada di Kota Medan dan Kabupaten Langkat (Sumatera Utara), Kabupaten Halmahera Timur (Maluku Utara), dan Kabupaten Konawe Selatan (Sulawesi Tenggara). Tahun lalu, ada lima sekolah yang seluruh siswanya tak lulus.
 
Mata Pelajaran © 2011 Grade science & World Sharings. Supported by Google docs viewer

Thanks for All friends